1. Filusuf-filusuf Pertama dari
Miletos
1. Anaximandros
Anaximandros
(640 - 546 SM) adalah
seorang filsuf dari Madzhab Miletos dan
merupakan murid dari Thales.
Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong
sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis Filsafat barat.
Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk
prosa.
Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan
hingga kini.
Ia adalah orang pertama yang
mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani dan berjasa dalam bidang
astronomi, geografi. Sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi
dan usahanya dalam bidang geografi dilanjutkan oleh Herakleios, sewarga polis
dengan dia. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di
Apollonia, Yunani.
Pemikirannya dalam memberikan
pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia tidak
menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indera, akan tetapi ia
menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati oleh indera, yaitu to apeiron, sebagai sesuatu
yang tidak terbatas, abad sifatnya, tidak berubah-ubah, ada pada
segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia menunjuk pada salah satu
unsur maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai
dengan sifatnya, sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan.
Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali
lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada
sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad
raya. Pemikiranya ini harus dipandang sebagai titik ajaran yang mengherankan
bagi orang-orang modern.
a.
riwayat hidup
Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros
(610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiyade ke-58 yang
dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir
sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal
tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya
diperkirakan pada tahun 546 SM.
Anaximandros
disebut murid thales. Ia hidup kira-kira antara tahun 610 dan tahun 540 SM.
Anaximandros mengarang sebuah risalah dalam prosa (yang pertama dalam
kesusastraan yunani), tetapi sekarang tinggal satu fragmen saja. Menurut
tradisi, ia mempunyai jasa-jasa dalam bidang astronomi dan juga dalam bidang
geografi, sebab dialah orang pertama yang membuat suatu peta bumi. Usahanya
dalam geografi dilanjutkan oleh Hekataios, sewarga polis dengan dia. Ia
memimpin ekspedisi dari miletos yang
mendirikan kota perantauan baru di apollonian di pantai laut hitam. Konon kota
miletos menghormatinya dengan suatu patung.
Menurut
tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi
dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama
kali membuat peta bumi.
Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari
Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut hitam. Selain
itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari
sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi
kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam
seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk
asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia
meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Pemikiran
BIDANG ASTRONOMI
Menurutnya, dunia kita terletak di
tengah- tengah alam semesta ini: berbentuk seperti silinder, di sekitarnya ada
lingkaran- lingkarang cincin (berwujud seperti selang) yang penuh berisi api,
dan selang- selang itu berlobang-lobang. Lewat lobang inilah kita bisa melihat
api di dalam cincin-cincin tersebut. Itu makanya, bintang-bintang, bulan,
matahari adalah “lobang lewat mana” kita bisa mengetahui adanya cincin-cincin
di langit itu. Yang terpenting dari sistem yang diajukan Anaximandros ini
adalah simetri yang ia ajukan: meskipun fenomen di langit tampak tak beraturan,
ia menemukan adanya keteraturan. Dan lebih dari itu, simetri itu mengijinkan
dirinya menyatakan bahwa dunia kita “tidak bergerak”.
Anaximandros berpendapat bahwa bumi
kita tepat berada di tengah-tengah sehingga tidak ada satu alasanpun untuk menjelaskan
mengapa ia bergerak ke satu titik daripada titik lainnya. Sama seperti seekor
keledai yang berada di antara 2 gundukan jerami di arah berlawanan dengan jarak
yang sama, ia akan berhenti, dan mati kelaparan karena tidak pernah memilih
arah mana yang mau diambil.
Kematian keledai dan immobilitas
bumi kita diterangkan dengan sebuah prinsip yang sekarang kita kenal sebagai
prinsip
kecukupan rasio (principe of sufficient reason) :
-
Jika tidak ada alasan bahwa X
muncul (terjadi) daripada Y (jika tidak ada alasan aku mengambil jalan lurus
atau mengambil putaran di depan)
-
Jika tidak mungkin bahwa X dan Y
muncul (terjadi) bersama-sama (jika tidak mungkin untuk berjalan lurus dan
berbelok sekaligus)
-
Maka kesimpulannya: baik X maupun Y
tidak ada (maka aku tdk jalan lurus dan tidak berbelok, aku diam!)
Prinsip
abstrak ini yang kemudian diterapkan Anaximandros kepada astronomi untuk
mengatakan bahwa bumi kita diam.
ASAL MULA MANUSIA
Anaximandros
mengatakan bahwa tidak mungkin manusia pertama timbul dari air dalam rupa anak
bayi. Orang sering mengatakan bahwa Anaximandros menjadi pendahulu teori
evolusi spesies-spesies . Berhadapan dengan ragam kehidupan di dunia, ia
mencoba mencari dari mana asal-usul semuanya, dan terutama dari mana manusia muncul. Barangkali, karena pengaruh gurunya, Thales, yang mengusulkan
physis air sebagai dasar kehidupan, ia lalu mengusulkan bahwa asal-usul mereka
adalah daerah lembab . Lalu bagaimana bisa muncul kuda, kambing,
yang semuanya tidak terlalu dekat hidupnya dengan hal-hal lembab ? Maka
dibuatlah spekulasi bahwa dulu-dulunya semua berasal dari ikan atau semacam
ikan yang dilindungi oleh cangkang. Tentang manusia ? Manusia adalah
satu-satunya binatang yang menyusui dalam periode lama untuk akhirnya bisa
makan sendiri. Jika demikian, maka manusia pertama pasti tidak demikian, karena
jika begitu ia akan cepat mati. Maka diusulkan bahwa manusia pertama dikandung
cukup lama dalam binantang semacam ikan, sampai kemudian keluar darinya. Dan
baru setelah itu ia bisa berkembang biak sendiri.
To Apeiron sebagai
prinsip dasar segala sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan
murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan
gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya
air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan
dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air
bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak
dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar
segala sesuatu adalah to apeiron.
To apeiron berasal dari Bahasa
Yunani a=tidak dan
eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar
segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala
sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad
raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan
yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada
akhirnya akan kembali.
PHYSIS ITU BERNAMA APEIRON
Seperti
juga gurunya, Anaximandros mencari asal dari segalanya. Ia tidak menerima
begitu saja apa yang diajarkan gurunya. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa
yang asal itu satu, tidak banyak. Tetapi yang satu itu bukan air. Menurut
pendapatnya, barang asal itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan. Ia bekerja
selalu dengan tiada henti- hentinya, sedangkan yang dijadikannya tidak
berhingga banyaknya. Jika benar kejadian itu tidak berhingga, seperti yang
lahir kelihatan, maka yang “asal” itu mestilah tidak berkeputusan.
Yang
asal itu, yang menjadi dasar alam dinamai oleh anaximandros “Apeiron”. Apeiron
itu tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu barang yang
kelihatan di dunia ini. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan dengan
panca indera kita, adalah barang yang mempunyai akhir, yang berhingga. Segala
yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang
dingin. Di mana yang bermula dingin, di sana berakhir yang panas. Yang cair
dibatasi oleh yang beku, yang terang oleh yang gelap. Dan bagaimana yang
berbatas itu akan dapat memberikan sifat kepada yang tidak berkepunyaan?
Simplicius
mengatakan bahwa Anaximandros berbicara tentang proses menjadi dan hilangnya
alam semesta. Menurutnya, semua terjadi menurut tatatan
waktunya : artinya, secara teratur, segala hal yang muncul pada
waktunya akan dibalas/ditebus. Tanaman tumbuh dan berkembang dari tanah dengan
mengambil unsur-unsur dari dalam tanah. Pada waktunya, tanaman akan mati,
membusuk dan materinya dikembalikan lagi menjadi tanah. Saat tanaman tumbuh, ia
melakukan ketidakadilan kepada tanah karena ia menyerap unsur-unsurnya untuk
kehidupannya.
Tanaman
mencuri apa-apa yang diperlukannya dari tanah. Namun, sekali
tanaman itu mati dan membusuk, ia menebus (membalas) ketidakadilan yang ia
lakukan dengan menjadi unsur-unsur bagi tanah. Hujan jatuh dari udara, lalu air
hujan akan diuapkan oleh panas matahari, dan ia akan kembali menjadi udara
lagi. Hujan (air) mengambil substansi airnya dari udara, ia
mencurinya dari udara. Setelah jatuh, ia akan diuapkan
untuk menebus kembali udara. Semua kemunculan dan hilangnya
segala sesuatu terjadi menurut aturan yang sudah ditatankan dalam waktu.
Simplicius juga berbicara tentang
sebuah physis bernama ketakterbatasan (apeiron) sebagai asal dan akhir
segala sesuatu. Sama seperti Thales gurunya, Anaximandros juga menemukan satu
prinsip : ketakterbatasan. Apeiron ini tidak sama dengan salah satu
dari berbagai unsur yang menyusun dunia kita yang kelihatan ini. Alasannya
sederhana : karena semua materi yang kita kenal derajatnya sejajar (air
menjadi udara, udara menjadi air ; kayu menjadi tanah, tanah menjadi
kayu). Tak satu pun unsur dasariah dunia inderawi ini memiliki primasi
dibandingkan unsur lain sehingga tidak bisa dikatakan menjadi prinsip.
Prinsip itulah yang memunculkan
alam semesta ini berkat sebuah gerak abadi (mengapa harus abadi
gerakan ini ? ya karena gerakan inilah yang memunculkan alam semesta,
kalau gerakan ini digerakkan oleh sesuatu , artinya kita harus
mencari sesuatu yang menggerakkan itu, dan seterusnya tanpa
henti. Awal segala sesuatu akhirnya sulit diterangkan. Itu makanya,
dipostulatkan – dinyatakan – bahwa gerak ini abadi ).
Gerakan inilah yang memunculkan
semua langi-langit dan dunia-dunia yang ada di dalamnya”, dan ia tidak
pernah berhenti. Gerakan ini terus menerus memunculkan sesuatu . Dan
untuk bisa memunculkan itu, gerakan ini butuh sebuah materi . Karena
“materi” yang dibutuhkan akan digerakkan terus untuk senantiasa memunculkan
sesuatu, maka “materi” itu haruslah sesuatu yang “tak bisa habis, tak
terbatas”.
-
Dari “materi dasar” (prinsip) ini
lalu muncul: langit-langit dan semua “elemen” yang ada di dunia. Dari situ baru
muncullah apa-apa yang kita kenali di dunia ini. Dan semua itu masih
dikendalikan oleh gerak abadi tersebut sehingga muncullah sebah
SIKLUS teratur kejadian-kejadian yang semuanya taat pada tatanan waktu.
-
Ini semua adalah tafsir yang
belum tentu benar (mengingat sekalilagi minimnya teks, dan sumber yang kita
gunakan adalah sumber-sumber yang jauh setelah kehidupan
Anaximandros sendiri).
Pandangan tentang Alam Semesta
Dengan
prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam
semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu
yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang
dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu
terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api
yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan
tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari,
bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya
tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya
berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah
menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan
pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi.
Pandangan tentang Makhluk Hidup
Mengenai
terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya
bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di
bumi adalah manusia. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang
mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang
naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak
mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi
manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu,
pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang
beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.
manusia adalah suatu bagian dalam
dunia ini yang ada setealah dunia dan segala makhluk hidup yang ada, itu
dikarenakan tidak mungkin manusia dapat hidup tanpa adanya bahan makanan dan
lainnya.
Ajaran
Anaximandros juga
mencari prinsip terakhir yang dapat memberikan pengertian mengenai
kejadian-kejadian dalam alam semesta. Tetapi ia tidak memilih salah satu anasir
yang bisa diamati panca indra. Pemikirannya lebih subtil. Menurut dia prinsip
terakhir itu ialah to apeiron : “ yang tak terbatas” (peras = batas). Apeiron
itu bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan dan meliputi segala-galanya.
Aristoteles menerangkan alasan mengapa anaximandros menunjukan apeiron itu
sebagai prinsip fundamental. Kalau seandainya prinsiop itu sama saja dengan
salah satu anasir seperti misalnya air pada gurunya Thales, maka air itu
meresapi segala-galanya; dengan lain perkataan, air itu tak berhingga. Tetapi
kalau demikian, tidak ada tempat lagi
untuk anasir yang berlawanan dengannya: air sebagai anasir basah akan
mengekslusikan api yang merupakan anasir kering. Dari sebab itu anaximandros
tidak puas dengan menunjukan salah satu anasir sebagai prinsip terakhir,
melainkan ia mencari sesuatu yang lebih mendalam, yang tidak dapat diamati oleh
panca indra.
Bagaimana dunia
timbul dari prinsip “yang tak terbatas” itu ? oleh karana suatu penceraian (ekkrisis),
maka dilepaskan dari aperion itu unsur-unsur yang berlawanan (ta
enentia): yang panas dan dingin, yang kering dan basah. Unsur-unsur itu
selalu berperang yang satu dengan yang lain. Musim panas, misalnya, selalu
mengalahkan musim dingin, dan sebaliknya. Tetapi bilamana unsur itu menjadi
dominan, maka keadaan ini tidak dirasakan tidak adil (adikia),
keseimbangan neraca harus dipulihkan kembali. Jadi, ada suatu unsur-unsur yang
menguasai dunia, dan hukum itu dengan satu nama etis disebut keadilan.
Kejadian dunia lebih lanjut agaknya
dainggap anaximandros sebagai berikut. Sesudah penceraian yang tersebut tadi,
suatu gerak berputar memisahkan yang dingin dari yang panas. Yang panas memalut
yang dingin, sehingga bersama-sama merupakan suatu bola raksasa. Karena
kepanasan, maka dalam yang dingin itu air mulai melepaskan diri dari tanah dan
mulai berkembang juga udara atau kabut. Karena tekanan yang disebabkan oleh
udara itu, bola meletus menjadi sejumlah lingkaran. Tiap-tiap lingkaranterdiri
dari api yang dilingkupi dengan udara. Karena
setiap lligkaran mempunyai lobang, api yang terkandung di dalamnya dapat
dilihat. Itulah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Apabila lobang di tutupi
dengan udara / kabut, terjadilah gerhana matahari dan bulan.
Bumi berbentuk
silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Tentang bumi
anaximandros menjawab juga pertanyaan yang seringkali diajuakan dalam kalangan
orang yunanai: apa sebab bumi tidak jatuh? Thales sudah menjawab bahwa bumi
terletak diatas air. Tetapi kalau begitu, harus diterangkan lagi letaknya air
sendiri. Amaximandros mengatakan bahwa bumi tidak bersandar atas sesuatupun juga.
Bumi tidak jatuh karena kedudukannya persis dalam pusat jagat raya, dengan
jarak yang sama terhadap semua badan lain. Akibatnya tidak ada lasan yang
menyebabkan dia jatuh.
Menurut
anaximandros ada banyak dunia, jumlahnya tidak terbilang. Para ahli sejarah
filsafat yunani tidak setuju apakah ini harus dimengerti secara suksesiv (banya
dunia berturut-turut) atau apakah maksudnya banyak dunia sekaligus. E. Zeller
misalnya menganut pendirian pertama, sedangkan J. Burnet mempertahankan
pendirian kedua.
Akhirnya,
kitaharus memandang pokok ajaran yang mengherankan bagi orang modern, sebab
sudah mirip dengan teori evolusi yang akan dirumuskan baru 24 abad sesudahnya. Menutrut
Anaximandros semua mahluk yang hidup (termasuk juga manusia) berasal dari air:
bentuk hidup yang pertama adalah ikan. Ketika tanah semakin menjadi kering,
akibat air disinari panas terik api, maka mahluk hidup juga mulai berkembang
diatas bumi.
Mengenai manusia
Anaximandros mengatakan bahwa tidak mungkin manusia pertama timbul dari air
dalam rupa anak bayi. Sebagai alasan dikemukakan bahwa binatang lain cepat
sekali sanggup untuk mencari makan sendiri, sedangkan manusia memerlukan masa
cukup lama diamana ia menyusu. seandainya manusia pertama hidup di bumi sebagai
anak bayi, ia tentu tidak bisa hidup lama. Dari sebab itu anaximandros
beranggapanbahwa manusia manusia yang pertama tumbuh dalam badan seekor ikan.
Ia mendasari anggapannya atas observasi (walaupun tidak tepat) bahwa se ekor
hiu (galeus levis) di laut yunani melindungi anak-anaknya dalam
badannya, kira-kira seperti kanguru. Bilamana manusia-manusia pertama mampu
memelihara hidupnya sendiri, maka dilemparkan diatas daratan.
Kekurangan informasi terntang
Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam pengetahuan kita tentang
ajaran filusuf ini. Namun demikian, apayang kita ketahui sudah cukuplah untuk
menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah seorang yang betul-betul mempunyai
daya fikir. Ia mebuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang sangat mempengaruhi
sejarah filsafat selanjutnya. Ajarannya tentang unsur-unsur yang berlawanan,
misalnya, akan diambil ali oleh semua filusuf yunani sesudahnya. Melalui
kesaksian-kesaksian yang disimpan, kita juga dapat menetapkan bahwa
Anaximandros mendasarkan pendapatnya pada observasi. Itulah suatu langkah
penting menuju pengertian rasional tentang dunia. Tetapi kita harus mengakui
juga bahwa observasi ini masih jauh dari memuaskan.
2. Anaxagoras
Anaxagoras
adalah salah seorang filsuf dari mazhab
Pluralisme Filsuf lain yang tergolong di dalam
mazhab ini adalah Empedokles. Anaxagoras,
sebagaimana Empedokles, mengajarkan bahwa realitas alam semesta berasal dari
banyak prinsip. Anaxagoras hidup sezaman dengan Empedokles dan juga para filsuf
atomis awal, seperti Leukippos dan Demokritos. Anaxagoras diketahui mengarang
satu buku dalam bentuk prosa. Akan tetapi, hanya beberapa fragmen dari bagian
pertama yang masih tersimpan.
Anaxagoras
banyak melewatkan hidupnya di Athena dan Pericle. Meskipun bobot pemikiran
filsafat tidak setara dengan Pythagoras, Heraklitos atau Parmenides, filsuf
Anaxagoras bagaimanapun juga memiliki arti historis yang sangat penting dan
perlu di apresiasi.
Riwayat hidup
Anaxagoras lahir
di kota Klazomenai di lonia sekitar tahun 500 SM. Ia meninggalkan kota asalnya
supaya menetap di Athena da nada kesaksian bahwa ia hidup di situ selama 30
tahun. Mungkin sekali ia pergi kesana selaku prajurit dalam tentara Parsi,
karena pada waktu itu Klazomenai termasuk daerah yang ditundukan bangsa Parsi
dengan semikian Anaxagoras menjadi filusuf pertama yang hidup dan barkarya di
Athena. Mulai sejak saat itu Athena menjadi pusat utama filsafat Yunani yang
akan datang dan akan memainkan peranan itu sampai abad ke dua SM. Perikles,
jendral dan negarawan ternama dalam zaman geilang kota Athena, disebut
sebagai murid dan sahabat Anaxagoras.
Dalam tradisi dikatakan juga bahwa Euripides, dramawan tersohor dalam
kesusastraan yunani, termasuk muridnya.
Pada permulaan
karir politik Perikles terjadi suatu perkara pengadilan terhadap Anaxagoras. Ke
dua tuduhanyang dikemukakan adalah kedurhakaan (asebeia) dan simpatinya
kepada bangsa Parsi. Tetapi agaknya alasan yang sebenarnya ialah bahwa
pelawan-pelawan Perikles ingin menentang dia dengan suatu perkara terhadap
sahabatnya. Dari Plato kita mendngar apa yang dimaksudkan dengan tuduhan
mengenai kedurhakaan.
Dalam Apologia ia
menceritakan bahwa Anaxagoras diruduh karena ia mengajar bahwa matahari adalah
batu yang berpijar-pijar dan bulan adalah tanah. Dengan lain perkataan,
tuduhannya adalah bahwa ia menganggap matahari dan bulan-bulan semata-mata
sebagai benda-benda material, bukan sebagai dewa-dewa. Dengan perantaraan
Periklesia dilepaskan dari penjara dan ia melarikan diri ke kota Lampsakos pada
Hellespontos, selat sempit yang menceraikan Asia dari Eropa. Menurut kesaksian
tertentu ia meniggal disana dalam usia 72 tahun.
Pemikiran
Tentang Benih-Benih sebagai Prinsip
Alam Semesta
Anaxagoras
sama seperti Empedokles yang menyatakan bahwa prinsip dasar yang menyusun alam
semesta tidaklah tunggal, namun mereka berbeda di dalam jumlahnya. Empedokles
menyatakan bahwa hanya ada 4 zat yang menjadi prinsip alam semesta, sedangkan
Anaxagoras menyatakan bahwa jumlah prinsip tersebut tak terhingga. Zat-zat
tersebut disebutnya "benih-benih" (spermata). Menurut
Anaxagoras, setiap benda, bahkan seluruh realitas di alam semesta, tersusun
dari suatu campuran yang mengandung semua benih dalam jumlah tertentu.
Indera
manusia tidak dapat mencerap semua benih yang ada di dalam satu benda,
melainkan hanya benih yang dominan. Contohnya jikalau manusia melihat emas,
maka ia dapat langsung mengenalinya sebagai emas, sebab benih yang dominan pada
benda tersebut adalah benih emas. Akan tetapi, pada kenyataannya selain benih
emas, benda itu juga mempunyai benih tembaga, perak, besi, dan sebagainya.
Hanya saja semua benih tersebut tidak dominan sehingga tidak ditangkap oleh
indera manusia.
Argumentasi
yang ditunjukkan oleh Anaxagoras adalah melalui tubuh manusia. Di dalam tubuh
manusia terdapat berbagai unsur, seperti daging, kuku, darah, rambut, dan
sebagainya. Bagaimana mungkin rambut dan kuku tumbuh, padahal manusia tidak
memakan rambut atau kuku? Pemecahan yang diberikan Anaxagoras adalah karena di
dalam makanan telah terdapat benih rambut, kuku, daging, dan semua unsur
lainnya.
a.
Ajaran mengenai benih-benih
Tidak gampang
menguraikan ajaran Anaxagoras. Ahli-ahli modern tidak sepakat mengenai
detail-detail nya. Yang pasti ialah bahwa Anaxagoras juga menolak monisme yang
di anut Parmenides. Realitas seluruhnya tidak bersifat satu, melainkan terdiri
dari banyak unsur. Seperti Empedokles juga, ia berpendapat bahwa pada banyak
unsur itu harus diterapkan pendirian Parmenides tentang “yang ada”, yakni
banyak unsur itu tidak di jadikan, tidak berubah dan tidak berada dalam suatu
ruang kosong. Akan tetapi, ia tidak setuju dengan Empedokles tentang jumlah
unsur. Realitas tidak berdiri dari empat anasir saja, melainkan jumlahnya tak
terhingga. Anaxagoras menyebut unsur-unsur itu dengan nama”benih-benih”(spermata).
Perbedaan ajaran Empedokles dengan
Anaxagoras dapat di jelaskan sebagai berikut. Kalau kita membagi-bagi materi,
menurut Empedokles kita akan terbentur pada empat anasir. Air misalnya tidak
dapat dibagi-bagi lagi menjadi anasir lain. Tiap-tiap anasir mempunyai
kualitas-kualitasnya sendiri: air adalah basah, api adalah basah, dan
seterusnya. Sebaliknya, Anaxagoras mengatakan “segalanya terdapat dalam
segalanya” (fr. 6, 11, 12). Semua benih mengandung semua kualitas.
Materi dapat dibagi-bagi sampai tak
terhingga, tetapi betapapun kecilnya sebagian materi semua kualitas selallu
terdapat di dalamnya. Salju misalnya tidak berwarna putih saja, melainkan juga
hitam, merah, hijau, dan seterusnya. Dalam tulang juga ada darah, daging, kuku,
dan seterusnya. Dengan itu Anaxagoras
memecahkan perso’alan yang diajuka dalam
frsagmen 10: “bagaimanakah dapat (yakni apabila orang makan) rambut tumbuh dari
bukan rambut dan daging dari bukan daging? “pemecahan adalah bahwa dalam
makanan sudah terdapat baik rambut maupun daging dan juga semua unsur lain.
Dengan demikian
Anaxagoras menganggap realitas seluruhnya sbagai suatu campuran yang mengandung
semua benih. Dalam tiap-tiap benda terdapat semua benih, tetapi tidak menurut
proporsi yang sama. Panca indra kita tidak cukup tajam untuk melihat semua
benih dalam tiap benda. Kita hanya melihat benih-benih yang dominan. Karenanya
kita melihat salju sebagai warna putih, tetapi warna-warna lain ada juga. Kita
melihat emas sebagai emas, tetapi benih-benih lain seperti perak, besi, tembaga
terdapat juga di dalamnya,
Tentang Nous
b.
Ajaran mengenai nus
Ketika mempelajari
pandangan Empedokles, kita sudah mendengar bahwa filusuf itu menerima dua
prinsip, “cinta” dan “benci”, yang menyebabkan perubahan-perubahan pada ke
empat anasir. Anaxagoras menerima satu prinsip saja yang menyebabkan
benih-benih menjadi kosmos. Kepada prinsip ini diberinama nus yang
berarti “roh” atau “rasio”. Anaxagoras mengatakakn bahwa nus tiadak
tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Dengan kata lain,
tentang nus tidak boleh dikatakan “semuanya terdapat dalam semuanya”. Nus
itu mengenal segala sesuatu dan menguasai segala sesuatu.
Sudah dalam
tradisi Yunani dikemukakan bahawa Anaxagoras, karena ajarannya tentang nus, untuk
pertama kalinya dalam filsafat membedakan “yang rohani” dengan “yang jasmani”.
Pun dalam beberapa uraian modern tenteng sejarah filsafat dapat kita baca
begitu. Tetapi ada sejarawan lain yang mengetengahkan bahwa Anaxagoras juga
mengatakan bahwa nus merupakan unsur yang paling halus (leptos) dan
paling murni (katharos) dari semua hal yang ada. Jadi, ia masih
berbicara tentang nus dengan mempergunakan istilah-istilah yang menurut
artinya yang biasa di pakai mengenai materi. Barangkali kita boleh mengikuti
anggapan E. Zeller yang berpendapat bahwa Anaxagoras sungguh pun bermaksud
menunjukan sesuatu yang bersifat jasmani, tetapi berhasil mengistilahkan
maksudnya.
Kami tidak akan
menguraikan panjang lebar Anaxagoras mengartikan susunan kosmos dengan
mempergunakan nus sebagai prinsip yang membangkitkan gerak. Kosmologinya
mirip dengan anggapan filusuf-filusuf dari Ionia, Anaximenes pada khususnya.
Kami hanya menyebut dua pokok ajaran saja. Anaxagoras berpendapat bahwa
badan-badan jagat raya merupakan batu-batu yang menjadi pijar, akibat kecepatan
tinggi dari pusaran angin yang menggerakanya. Dalam riwayat hidup Anaxagoras
kita sudah melihat bahwa pendirian ini dijadikan tuduhan di depan pengadilan.
Mungkin pendiriannya dipengaruhiileh jatuhnya meteorit raksasa di Aigospotamoi
pada tahun 468/7 SM. Kejadian ini menimbulkan kesan mandalam di dunia Yunani,
sebagai mana nyata dalam banyak kesaksian pada waktu itu.
Pokok ajaran
yang kedua dari kosmologi Anaxagoras
yang boleh disebut disini adalah sebagai berikut. Anaxagoras adalah filusuf
pertama yang membedakan secara jalas mahluk-mahluk yang hidup dengan
mahluk-mahluk yang tidak hidup. Nus memang menguasai segala-galanya,
tetapi nus tidak ada dalam mahluk-mahluk yang tidak hidup, sedangkan
dalam mahluk-mahluk yang hidup (termasuk juga tumbuh-tumbuhan) nus ada.
Seperti Empedokles sebelumnya,
Anaxagoras juga berbicara tentang pengenalan. Tetapi Anaxagoras tidak setuju
dengan Empedokles bahwa yang sama mengenal yang sama. Sebaliknya, menurut dia
yang berlawanan mengenal yang berlawanan. Alasannya ialah bahwa pengenalan
indrawi sering kali disertai dengan nyeri (misalnya bila tangan meraba air
panas atau mata melihat terang yang bercahaya keras).
Tentang Alam Semesta
Ajaran
Anaxagoras tentang alam semesta mirip dengan filsuf-filsuf pertama dari Ionia,
khususnya Anaximenes. Anaxagoras berpendapat bahwa
badan-badan jagat raya terdiri dari batu-batu yang berpijar akibat kecepatan
tinggi dari pusaran angin yang menggerakkannya.
Tentang Makhluk Hidup
Anaxagoras
adalah filsuf pertama yang membedakan secara jelas antara makhluk hidup dengan
yang tidak hidup. Dikatakan bahwa nous
memang menguasai segala-galanya, namun tidak ada di dalam makhluk yang tidak
hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan.
Tentang
Pengenalan
Berbeda
dari Empedokles yang menyatakan bahwa yang sama mengenal yang sama, menurut
Anaxagoras prinsip pengenalan justru yang berlawanan mengenal yang berlawanan.
Argumentasi yang diberikan olehnya adalah pengenalan inderawi manusia yang
disertai rasa nyeri, misalnya bila tangan meraba air panas, atau mata melihat
benda yang terlalu terang.
2. Filusuf-filusuf Atomis
1. Leukippos dan Demokritos
Leukippos
adalah seorang filusuf yang
merintis mazhab atomisme Ia juga
merupakan guru dari Demokritos Di dalam
filsafat Atomisme, pemikiran Demokritos lebih dikenal ketimbang Leukippos,
meskipun amat sulit membedakan antara pandangan Leukippos dan Demokritos. Para
ahli masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-ajaran
atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut.
a.
Riwayat hidup Leukippos
Riwayat hidup Leukippos (sekitar
abad ke-5 SM) sulit diketahui sebab hanya sedikit sumber kuno yang berbicara
tentang kehidupan dan karyanya. Epikuros dan Samos bahkan
membantah bahwa Leukippos adalah tokoh historis. Akan tetapi, Aristoteles dan Theopratos, muridnya, menyatakan Leukippos
sebagai pendiri mazhab Atomisme, dan kesaksian mereka lebih dipercaya para ahli
masa kini.
Leukippos adalah
pendasar aliran atomisme. Tetapi kurang sekali informasi yang kita punya
tentang kehidupan dan keaktifannya. Menurut kebanyakan kesaksian ia berasal
dari kota Miletos, tetapi ada juga kesaksian yang mengatakan bahwa ia berasal
dari Elea. Dikemudian hari Epikuros dari samos (341-270) akan membantah bahwa
Leukippos adalah tokoh historis. Lalu beberapa sejarawan modern telah mengikuti
pendapat ini. Tetapi Aristoteles dan muridnya Theopharastos menganggap
Leukippos sebagai pendiri madzhab atomisme dan tidak mungkin mereka keliru
dalam hal ini.
Tempat kelahiran Leukippos tidak
diketahui, namun ada sumber kuno yang mengatakan bahwa Leukippos berasal dari
kota Miletos atau kota Elea. Leukippos
dikatakan memiliki hubungan dengan Mazhab Elea. Ada
kemungkinan ia menetap di Elea beberapa waktu dan merumuskan filsafatnya
sebagai kritik atas filsafat Elea.
Menurut beberapa kesaksian,
Leukippos mempunyai hubungan dengan madzhab Elea. Mungkin ia menetap di sana
untuk beberapa waktu dan merumuskan filsafatnya sebagai kritik atas filsafat
Elea. Tidak ada data-data yang menyatakaan bahwa ia menetap di Abdera, tempat
asal muridnya, Demokritos, dan kota yang menjadi pusat Atomisme dikemudian
hari. Aristoteles dan filusuf-filusuf sesudahnya seringkali menggabungkan nama
Leukippos dengan nama Demikritos, bila ia menguraikan ajaran Atomisme. Dari
sebab itu bagi kita hampir tidak mungkin lagi membedakan fikiran-fikiran
Leukippos dengan fikiran-fikiran Demokritos. Boleh diandaikan bahwa ajaran
Atomisme menurut garis besarnya berasal dari Leukippos, lalu dikembangkan lebih
lanjut oleh Demikritos.
Pemikiran
Tentang Atom
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, pemikiran Leukippos dan Demokritos sulit untuk dipisahkan sehingga
untuk mengetahui lebih banyak tentang konsep atom kita perlu
mempelajari Demokritos. Ada satu catatan dari Simplicius yang
berbicara sedikit tentang konsep atom Leukippos. Menurut Leukippos, atom adalah
elemen yang tak terbatas dan abadi, terus bergerak, serta memiliki bentuk yang
jumlahnya tak terbatas. Atom inilah yang membentuk segala sesuatu yang ada.
Selain itu, atom-atom tersebut bersifat padat dan penuh.
Determinisme
Leukippos
juga mengajarkan semacam pandangan determinisme di dalam
satu fragmennya yang masih tersisa. Leukippos mengatakan:
"Tidak ada satu hal pun yang
terjadi secara sembarangan, melainkan semuanya terjadi karena maksud tertentu
dan kebutuhan tertentu" (di dalam bahasa Inggris, "No thing
happens in vain, but all things for reason and by necessity.").
Demokritos
Demokritos adalah seorang filusuf yang
termasuk di dalam mazhab atomisme Ia adalah
murid dari Leukippos, pendiri
mazhab tersebut. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga
justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat.
Selain sebagai filsuf, Demokritos
juga dikenal menguasai banyak keahlian. Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak
ada yang tersimpan. Demokritos menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistimilogi, dan etika Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos
di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi
tentang etika.
b.
Riwayat hidup Demokritos
Demokritos lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani utara.
Ia hidup kira-kira tahun 460 sampai
tahun 370. Ia berasal dari keluarga yang kaya raya. Diceritakan bahwa
,asa muda nya ia mempergunakan warisannya untuk bepergian ke mesir dan
negri-negri timur lainnya. Selain menjadi murid Leukippos, Ia
juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos Hanya sedikit yang dapat diketahui
dari riwayat hidup Demokritos. Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur
dengan legenda-legenda yang kebenarannya sulit dipercaya Banyak data tentang hidupnya tercampur dengan legenda-legenda yang
keberadaanya tidak dapat dipercaya.
Meskipun ia hidup sezaman dengan Socrates, bahkan
usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf
pra-sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran
atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos
dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Selain itu, filsafat
Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama. Misalnya saja, Plato tidak
mengetahui apa-apa tentang Atomisme. Baru Aristoteles yang kemudian menaruh
perhatian besar terhadap pandangan atomisme.
Yang pasti ialah
bahwa Demokritos harus dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak
keahlian. Kita talah mewarisi suaut daftar dari abad pertama sesudah masehi
yang menyebutkan 70 karya karangan
Demokritos tentang bermacam-mcam pokok: kosmologi, matematika, astronomi,
logika, etika, teknik, music, puisi, dan lain-lain.Satu karya pada daftar tu
diatasnamakan Leukippos.
Dari sebab itu,
boleh diperkirakan semua karya itu merupakan buah pena dari mazhab Abdera pada
umumnya dan bukan saja karngan Demokritos sendiri. Sekarang kita hanya memiliki
kira-kira 300 fragmen pendek saja, kebanyakan tentang etika dan pasti tidak
semua otentik. Filusuf roma yang bernama cicero mengagumi gaya bahasa
Demokritos yang di setarapkannya dengan gaya bahasa Plato.
Sebenarnya Demokritos tidak boleh dihitung
lagi sebagai filusuf prasokratik karena usianya lebih muda dari Socrates.
Tetapi ada beberapa alasan yang menyababkan bahwa Demokritos sebaiknya
dibicarakan dalam rangka filsafat prasokratik. Pertama-tama, seperti sudah
dikatakan diatas, ajaran Leukippos, yang
tentu termasuk filsafat prasokratik hampir tidak dapat dipisahkan dari ajaran
Demokritos. Selanjutnya, problematik filsafat Demokritos masih terbatas pada
masalah-masalah yang diajukan oleh filsafat prasokratik.
Demokritos
tidak dipengaruhi oleh filsafat gaya baru yang berkembang di Athena dalam
kalangan socrates. Dari lain pihak, rupanya di Athena filsafar Demokritos cukup
lama tidak di kenal. Plato tidak mengetahui Atomisme. Tetapi Aristoteles, yang
juga berasal dari yunani utara, menaruh perhatian besar untuk pandangan
Atomisme dan karenanya merupakan sumbar informasi yang penting.
Pemikiran
Tentang Atom
Demokritos dan gurunya, Leukippos,
berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Di sini,
mereka setuju dengan ajaran pluralisme
dan empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak
unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras,
Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom (Bahasa
yunani atomos:
a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi").
Atom-atom tersebut merupakan
unsur-unsur terkecil yang membentuk realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga
mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki
kualitas, seperti panas atau manis. Hal itu pula yang membedakan dengan konsep
zat-zat Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom tersebut berbeda
satu dengan yang lainnya melalui tiga hal: bentuknya(seperti huruf A berbeda
dengan huruf N), urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan posisinya (huruf
A berbeda dengan Z dalam urutan abjad). Dengan demikian, atom memiliki
kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang membentuk realitas ini
tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang
sebagai tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang
terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa
"prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika
ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan
gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita
melalui retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke
semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan
demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu bergerak,
seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles.
Adanya ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.
2. Ajaran Atomisme
Filusuf-filusuf atomis juga berusaha
memecahkan masalah yang diajarkan mazhab Elea. Seperti Empedokles dan
Anaxagoras merekapun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu,
melainkan terdiridari banyak unsur. Dalam ini mereka sepaham dengan ajaran
pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras mereka
berfikir bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi. Karenanya unsur-unsur
itu dinamai “atom”. Atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu
kecil, sehingga mata kita tidak mampu mengamatinya.
Dengan
tiga cara atom-atom itu barbada satu sama lain. Tetapi atom-atom itu sama
sekali tidak mempunyai kualitas, itulah perbedaan lain bagi dengan
anasir-anasir Empedokles dan benih-benih Anaxagoras.
Menurut
Leukippos dan Demokritos jumlah atom tidak berhingga. Tentang setiap atom dapat
dikatakan apa yang telah dikatakan Parmenides tentang “yang ada” :tidak di
jadikaan, tidak dapat di musbahkan, tidak berubah. Tetapi mereka tidak setuju
dengan filusuf elea itu, sejauh ia berpendapat bahwa tidak ada ruang kosong.
Sebab seandainiya tidak ada ruang kosong, bagaimanakah mungkin atom-atom daapt
bergerak?suatu atom hanya dapat menduduki suatu tempat tertentu, bila
sebelumnya tempat itu kosong. Aristoteles menyingkatkan pendirian Leukippos
dengan mengatakan bahwa menurut dia “ yang tidak ada “ ada seperti juga “ yang
ada”.
Rumus
yangtidak enak kedengarannya bagi telinga filosofis itu dapat dimengrti dalam
knteks uraian Aristoteles. Dengan “yang
tidak ada” dimaksudkan ruang kosong. Ia menyebutnya “yang tidak ada”, karena
cara beradanya tidak dapat disamakan dengan sesuatu yang materil, seperti udara
misalnya. Jadi, maksudnya ialah bahwa ruang kosonsg harus dianggap real; sama
real seperti benda-benda materiil. Ruanag merupakan suatu real sebagai syarat
untuk geraknya atom-atom. Kita dapat menyimpulkan bahwa realitas seluruhnya
terdiri dari dua hal: di satu pihak atom-atom yang dinamai “yang penuh”dan di
lain pihak ruang dimana atom-atom bergerak, yang dinamai “yang kosong”.
Para
atomis menyangka bahwa atom-atom selalu bergerak. Apakah sifatnya gerak itu?
Epikuros yang melanjutkan teori atomisme di kemudian hari (sekitar awal abad
ke-3 SM), akan mengatakan bahwa atom-atom itu menuju kebawah dwngan gerak garis
lurus. Dengan lain perkataan, atom-atom itu selalu mempunyai kecenderungan
untuk jatuh. Ia bisa berpendapat demikian, karena ia menganggap setiap atom
mempunyai berat tertentu. Pendapar tentang gerak atom ini tentu belum terdapat
pada Leukippos dan Demokritos, karena bagi mereka atom-atom tidak mempunyai
berat. Mereka menganggap gerak sebagai gerak yang spontan.
Demokritos
membandingkan gerak atom dengan apa yang terlihat, bial mana sinar matahari
memasuki kamar yang gelap gulita melelui retak-retak dalm penutup jendela. Bagian-bagian
debu yang halus sekali menari-nari ke semua jurusan. Tetapi toh tidak ada angin
yang menyebabkannya bergerak. Demikian juga atom-atom bergerak ke semua urusan.
Dalam
hal ini para atomis tidak merasa perlu untuk menunjukan suatu penyabab khusus
yang mengakibatkan gerak itu. Dengan itu mereka menyimpang dari pendirian
Empedokles dan Anaxgoras yang masing-masing mengemukakan cinta dan benci atau nus
sebagai penyaban gerak. Bagi para
atomis adanya ruang kosong sudah cukup sebagai syarat yang memungkinkan gerak
atom.
Karena
atom-atom berrbeda menurut bentuk, bisa terjadi bahwa sejumlah atom mengait
satu sama lain. Atom-atom yang dikaitkan demikian mulai bergerak dengan gerak
berputar. Makin lama makin banyak atom mengambil bagian dalam gerak itu.
Badan-badan (kumpulan atom-atom) yang lebih besar tinggal dalam pusat gerak itu
dan badan-badan yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah kosmos
kita dibentuk. Leukippos dan Demokritos berpikir bahwadengan cara ini banyak
dunia ditimbulkan. Dan mereka pasti bermaksud bukan saja banyak dunia
berturut-turut,melainkan juga banyak dunia sekaligus (dulu pada Anaximandros hal
itu belum jelas).
Tentang Dunia
Dunia
dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling
mengait satu sama lain. Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak
berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut ambil bagian dari gerak
tersebut. Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut
sedangkan kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah
dunia terbentuk.
Tentang Manusia
Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia
juga terdiri dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus.
Atom-atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang
disebut eidola. Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas
benda-benda tersebut.
3. Ajaran
Demokritos mengenai manusia
Ajaran Demokritos tentang
manusia menenruskan prinsip-prinsip atomisme yang diuraikan diatas. Jiwa juga
terdiri dari atom-atom, yaitu atom-atom bundar yang tidak mengait atom-atom
lain dan dengan gampang masuk antara semua atom lain.
Atas
dasar atomisme, Demokritos menyodorkan suatu teori tentang pengenalan indrawi.
Tiap-tiapbenda mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang terrdiri dari
atom-atom dam bentuk sama seperti benda itu. Gambaran-gambaran ini masuk panca
indra dan denan demikian disalurkan ke arah jiwa yang juga terdiri dari
atom-atom dari gambaran-gambaran itu bersentuh dengan atom-atom jiwa.
Karenanya, menurut Demokritos, bukan saja peraba yang bekerja berdassrkan
kontak langsung, melainkan juga semua macam indrawi lainnya dilakukan denga
cara itu.
Dengan
teori tentang pengenalan indrawi ini Demokritos berhasil mengartikan cara
manusia mengamati kualitas-kualitas. Kita sudah menyadari bahwa atom-atom tidak
mempunyai kualita manapun juga, ciri-cirinya semua bersifat kuantitatif belaka.
Tetapi kontak atom-atom tentu dengan atom-atom jiwa mengakibatkan kita
mengamati kualitas-kualitas. Kita merasa manis, karena jiwa bersentuhan dengan
atom atom yang licin, merasa pahit, karena jiwa atom bersentuhan dengan yang
kesat, kita merasa panas, karena atom-atom yang ada di air kita raba dengan
tangan bergerak dengan kecepatan lebih tinggi, dengan demikian semua kualitas
dapat diartikan atas dasar kejadian yang bersifat yang kuantitatif saja.
Itulah
sebabnya kualitas-kualitas sebenarnya hanya terdapat pada si subjek saja. Atau
dengan kata lain, kualitas-kualitas bersifat sujektif, biarpun diakibatkan oleh
sesuatu yang objektif, yaitu atom-atom. Dalam benda-benda sendiri tidak ada
warna atau kualitas lain. Dalam realitas objektif tidak ada sesuatu yang lain
dari pada atom-atom dan ruang. Jadi, teori Demokritos ini sebagian besar sama
dengan teori mengenai “scundary qualities” yang akan diajukan oleh filusuf
inggris john locke pada abad ke-17 berdasarkan prinsip-prinsip Descartes.
Sesudah
uraian diatas kiranya sudah jelas bahwa Demikritos membedakan pengenalan
indrawi dengan pengenalan rasional. Pengenalan indrawi itu tidak benar, karena
tidak memberitahukan kepada kita bagaimana keadaan kenyataan itu sendiri. Panca
indra tidak mampu mengamati atom-atom. Pengenalan rasional memperkenalkan kita
dengan kenyataan yang sebenarnya. Karenanya Demokritos dekat dengan Parmenides
yang mengataka pula bahwa panca indra tidak dapat di percaya dan bahwa manusia
harus memihak kepada rasio. Akan tetapi disini Demikritos menghadapi kesulitan
yang tidak kecil. Karena,jiwa juga terdiri dari atom-atom dan akibatnya
segalamacam pengenalan berlangsung berdasarkan atom-atom.
Dalam
teori Demokritos sebetulnya tidak ada pada tempatnya membedakan penganalan indrawi dengan pengenalan rasional. Dalam
anggapan Demokritos tiap-tiap macam penganalan tidak lain dari pada suatu proses jasmani saja. Rupr-rupanya
Demokritos sendiri menyadari kesulitan ini, karena dalam fragmen 125 panca
indra menyapa rasio sebagai berikut, “hai rasio malang engkau menyanggah kami
(panca indra) dengan argumen-argumen yang berasal dari kami sendiri. Dengan
menyanggah kami engkau sendiri akan jatuh juga”.
Akhirnya,
kita dapat menyimpulkan bahwa ajaran atomisme ini tersusun secara konsekuen
sekali. Seluruh realitas di reduksi menjadi unsur-unsur kuantitatif saja, yakni
atom-atom. Para atomis melukiskan dunia sebagai suati sistem mekanistis, dimana
hanya gerak ditambahkan pada materi kuantitatif.
Dengan
demikian mereka memelopori ilmu pengetahuan alam yang moderen. Tidak
mengherankan bahwa saat itu ilmu pengetahuan alam moderen mulai berkembang,
para filusuf menaruh perhaian khusus kepada teori atomisme dari zaman kuno.
Demikian lah filusuf francis dari abad ke-17 yang bernama pierre gassendi dan
sebagian juga rene descartes.
Disini
kita dapat mengejukan pertanyaan, yang lebih dulu sudah diajukan pula mengenai
filusuf prasocratic lainnya. Apakah atomisme ini boleh disebut sustu
materialisme? Rupanya kita mesti menjawab bahwa sistem Leukippos dan Demokritos
ini memeng harus dianggap sebagai materialisme. Dengan sengaja mereka
menyamarkan realitas seluruhnya dngan unsur-unsur materi saja. Tidak ada tempat
lagi untuk sesuatu yang tidak bersifat materil. Dari sebab itu atomismse boleh
dianggap sebagai protoytpe bagi semua materealistis dan mekanistis yang akan
timbul dalam sejarah filsafat.
Tentang Pengenalan
Sebelumnya telah dikatakan bahwa
setiap benda, yang tersusun atas atom-atom, mengeluarkan gambaran-gambaran
kecil yang disebut eidola. Gambaran-gambaran inilah yang masuk ke panca
indra manusia dan disalurkan ke jiwa. Manusia dapat melihat karena
gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-atom jiwa. Proses
semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.
Lalu bagaimana dengan kualitas yang
diterima oleh indra manusia, seperti pahit, manis, warna, dan sebagainya?
Menurut Demokritos atom-atom tersebut tidak memiliki kualitas, jadi darimana
kualitas-kualitas seperti itu dirasakan oleh manusia? Menurut Demokritos,
kualitas-kualitas seperti itu dihasilkan adanya kontak antara atom-atom
tertentu dengan yang lain. Misalnya saja, manusia merasakan manis karena atom
jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang licin. Kemudian manusia merasakan pahit
bila jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang kasar. Rasa panas didapatkan karena
jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian, Demokritos
menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu hanya dirasakan oleh subyek dan bukan
keadaan benda yang sebenarnya. Karena itulah, Demokritos menyatakan bahwa
manusia tidak dapat mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat diamati
hanyalah gejala atau penampakan benda tersebut. Demokritos mengatakan:
"Tentunya akan menjadi jelas,
ada satu masalah yang tidak dapat dipecahkan, yakni bagaimana keadaan setiap
benda dalam kenyataan yang sesungguhnya...Sesungguhnya, kita sama sekali tidak
tahu sebab kebenaran terletak di dasar jurang yang dalam."
Etika
Menurut Demokritos, nilai tertinggi
di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang sempurna (euthymia).
Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan semua faktor di dalam
kehidupan: kesenangan dan kesusahan, kenikmatan dan pantangan. Yang bertugas
mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.
4. Etika
Demokritos
Di
sini untuk pertama kalinya dalam sejarah filsafat kita bertemu dengan seorang
filsuf yang menaruh perhatian nya kepada tingkah laku manusia,walaupun kita
masih teringat bahwa secara kronologis sokrates sebenar nya mendahului Demokritos.
Pikiran-pikiran Demokritos yang menyangkut tingkah laku manusia, boleh disebut
etika, asal saja kita insyaf bahwa ajarannya tidak bersifat sistematis. Pikiran
Demokritos dalam bidang ini didapatkan dalam amsal-amsal pendek ( kira-kira 260
buah ) yang tidak menyatakan suatu keseluruhan. Fragmen-fragmen ini berasal
dari Florilegium,karangan Yoannes Stobaios ( abad ke-5 masehi ) dan
dapat di perkirakan bahwa sebagian fragmen-fragmen ini tidak otentik. Tetapi
bagi kita tidsk mujngkin lagi menetukan ontensitas atau non ontensitasnya.
Dalam
tradisi yunani hampir tidak ada kesaksian mengenai pendirian Demokritos dalam
bidang etika Aristoteles umpamanya, yang sering kali membahas ajaran atomisme,
sama sekali tidak menyebut etikanya. Sulitsekali juga menemukan antara
pendirian atomisme Demokritos dengan anggapannya dalam bidang etika.
Barangkali
kita dapat menyingkatkan etika Demokritos sebagai berikut. Ideal tertinggi
dalam hhidup manusia adalah euthimia :keadaan batin yang sempurna. Ideal ini tercapai
dengan menjangkakan secara matan dan pantang. Jadi,etikanya di jiwai oleh
prinsip yunani yang klasik: keseimbangan.
Kesenangan
adalah ukuran bagi tingkah laku manusia. Sebaiknya manusia mengatur hidupnya demikian
rupa,sehingga ia mengalami kesenangan sebanyak mungkin dan kesusahan sedikit
mungkin. Tetapi sebagai mana terdapat dua macam pnegenalan, demikan juga
terdapat dua macam kesenangan: di satu pihak kesenangan yang cepat lenyap
misalnya makanan, miniman, erotik dan di lain pihak kesenangan yang mantap.
Yang paling bijaksana ialah mengejar barang barabg yang membawa untung bagi
jiwa. Kalau demikian, kita dapat memperoleh kegirangan yang merupakan
ketenangan jiwa, sebagai mana kesehatan merupakan ketenangan tubuh. Dari sebab
itu kita harus meredakan keinginan-kengianan lahiriyah dan mempraktekan cara
hidup sederhana serta ugahari.
Karya-karya
Etika
- Pythagoras
- On the
Disposition of the Wise Man
- On the
Things in Hades
- Tritogenia
- On
Manliness or On Virtue
- The
Horn of Amaltheia
- On
Contentment
- Ethical
Commentaries
Ilmu Alam
- The
Great World-ordering (kemungkinan ditulis oleh
Leukippos)
- Cosmography
- On the
Planets
- On
Nature
- On the
Nature of Man or On Flesh (two books)
- On the
Mind
- On the
Senses
- On
Flavours
- On Colours
- On
Different Shapes
- On
Changing Shape
- Buttresses
- On
Images
- On
Logic (three books)
Alam Semesta
- Heavenly
Causes
- Atmospheric
Causes
- Terrestrial
Causes
- Causes
Concerned with Fire and Things in Fire
- Causes
Concerned with Sounds
- Caused
Concerned with Seeds and Plants and Fruits
- Causes
Concerned with Animals (three books)
- Miscellaneous
Causes
- On
Magnets
Matematika
- On
Different Angles or O contact of Circles and Spheres
- On
Geometry
- Geometry
- Numbers
- On
Irrational Lines and Solids (two books)
- Planispheres
- On the
Great Year or Astronomy (a calendar)
- Contest
of the Waterclock
- Description
of the Heavens
- Geography
- Description
of the Poles
- Description
of Rays of Light
Sastra
- On the
Rhythms and Harmony
- On
Poetry
- On the
Beauty of Verses
- On
Euphonious and Harsh-sounding Letters
- On
Homer
- On Song
- On
Verbs
- Names
Teknik
- Prognosis
- On Diet
- Medical
Judgment
- Causes
Concerning Appropriate and Inappropriate Occasions
- On
Farming
- On
Painting
- Tactics
- Fighting
in Armor
Komentar-Komentar
- On the
Sacred Writings of Babylon
- On
Those in Meroe
- Circumnavigation
of the Ocean
- On
History
- Chaldaean
Account
- Phrygian
Account
- On
Fever and Coughing Sicknesses
- Legal
Causes
Problems