1. Pengertian Alam Semesta
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap
ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam
dapat dibedakan mrnjadi beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah.
Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya,
yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam semesta
merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah
menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi,
fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam
semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di
luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam
syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karene alam
syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan
menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat
tercapai oleh indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya
(makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi
alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana
sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan
katanya merupakan tanda kearifan penulisnya.
2.
Penciptaan Alam Semesta
a. Menurut
Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun
yang lalu. Tidak seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta
ini terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang
lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Pada abad ke 19,
banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa
alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah
ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari
kalangan materialis yang tidak percaya tentang penciptaan. Kemudian, pada abad
20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu teori Big
Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori
ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang
disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta
yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu
ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada
alam semesta. Banyak orang yang menganut paham materialis yang tidak percaya dan
menyanggah teori ini. Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak
bukti -bukti yang ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya
sisa-sisa gema radiasi dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan
karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses
pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung selama 15 miliar
tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin.
Kemudian teori Big Bang pun diterima oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.
b. Menurut
Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta
dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian
kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi
dahulunya merupakan satu kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah
kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa
dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah
ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah
swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu
manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam
masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini
diciptakan selama 6 masa.
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah
menghidupkannya dengan menu-runkan air dari langit.
“ Dan
Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah
matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini
berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum
ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air
adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan
Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap
di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”(
QS Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan
kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini
menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang
(alien).
“ ……….Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“
…. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang
bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita
bahwa setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan ,
tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai
cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan
makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan
darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an
bahwa langit dan bumi dulunya adalah suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan
bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya Allah swt katakan menciptakan langit
dari asap (lihat kembali surat Al Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt
hidupkan dengan menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api
yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa
perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar
yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang
besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap
dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada waktu air diturunkan
maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap dengan uap air ? Asap
bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak mengikat).
Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang
tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan
bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam,
tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala
sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.
3.
Karakteristik Integral Alam Semesta
·
Terbatas,
segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya terbatas.
·
Berubah,
segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat ditangkap
oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya rusak.
·
Ditentukan.
·
Bergantung.
·
Relative.
4.
Tujuan Penciptaan Alam
Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda
hidup maupun mati, nyata ataupun tidak, semuanya adalah milik Allah semata yang
pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya. Baik secara suka atau terpaksa,
segala alam yang ada itu menjadi tunduk dan patuh pada hukum dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka
manusia yangi ciptakan adalah diberi tugas sebagai kholifah di bumi ini
bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan melestarikan alam.
Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah menciptakn manusia sebagai
makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4.
Manusia di dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah dengan potensi
dasar. Potensi dasar itu dapat nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan
ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias
melahirkan daya berfikir dan daya nalar, akhirnya manusia dapat menundukkan,
menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu pula manusia dapat mengamati,
meneliti, menganalisis gejala-gejala alam yang timbul, dan menguasai
rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu, akan
wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan
untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan
semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan
untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk
dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam
diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih
mendekatkan diri pada Allah.
B. MEKANISME
ALAM (SUNNATULLAH)
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan
yang telah ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam
jagat raya ini serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan
kata lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku
di alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah
diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang
berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara
manusia dengan alam disebut dengan takdir.
Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan
dalam Al Qur’an, yaitu
a) Exact (pasti) dalam surat Al Furqan : 2, At Tholaq :
3,
b) Immutable, dalam surat Al Israa : 77, Al An’am : 115,
c) Objective, dalam surat Al Anbiya : 105.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah
ciptaan Allah, maka segala sesuatu yang ada di alam ini Allah yang mengatur
semuanya dan Allah juga yang berkehendak untuk menetapkan semua yang ada di
alam semesta ini. Sunnah/ketetapan Allah antara lain sebagai berikut :
- Selalu ada dua
kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah)
- Segala sesuatu
diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling bertolakan
- Selalu terjadi
pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda
- Perubahan,
penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses
- Alam diciptakn
dengan keteraturan
- Alam diciptakan
dalam keadaan seimbang
- Alam diciptakan
terus berkembang
- Setiap terjadi
kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk memberi
peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.
Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta
isinya dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum
tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang
telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan
tempat kembali seluruh alam.
C. HUBUNGAN
MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA
1.
Hubungan Historis
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam
semesta ini dilandaskan pada adanya persamaan bentuk morfologis dan fisiologis
(dan alas an yang bersifat ideologis). Pada abad ke 19 muncul suatu pemahaman
asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Penciptaan manusia pada awal
kehidupan dari Ramapithecus-oseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus
Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti
sekarang ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada
hubungan historis/sejarah antara manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia
hamper sama dengan kerumitan asal usul alam semesta. Apalagi jika dihubungkan
bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang sesungguhnya menyangkut perubahan
gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku, unsure, atom, dan elemen.
Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara manusia dan alam semesta.
2.
Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam
semesta. Dalam sisitem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam system kesadaran, maka
alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan
kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang diterapkannya,
menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak
terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin
teraasa hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam.
Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara
manusia dengan alam adalah teori anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia
menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang ada di alam adalah untuk manusia,
seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29 yang artinya : “Dan Dialah
Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai
rahmat bagi alam. Seperti disebutkan dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya
: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan sebagai rahmat seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam
menyediakan segala sesuatu yang manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia
untuk menjaga kelestariannya. Alam diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk
mengembangkan potensi dan pengetahuan yang dimiliki manusia agar mereka bisa
berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-tanda kebesaran
penciptanya, yaitu Allah SWT.
D. KESIMPULAN
1. Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap
ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam
semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya
yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius dan dapat dicapai
oleh indera manusia yang merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak
dan perhatian Allah.
2. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk
oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat
permulaan pada alam semesta.
3. Al Qur’an menerangkan bahwa yang pertama kali Allah
ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah
swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu
manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam
masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini
diciptakan selama 6 masa.
4. Karakteristik integral alam ada 5, yaitu terbatas,
berubah, tergantung, ditentukan, dan relative.
5. Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari,
dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan,
dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan
dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai
fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada
Allah.
6. Mekanisme Alam (Sunnatullah) adalah
ketentuan-ketentuan Allah sebagai hukum yang mengatur alam semesta ini beserta
isinya. Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan
hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam
akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang
Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
7. Hubungan histories manusia dan alam semesta adalah
terletak pada kerumitan proses permulaan keduanya ada di dunia ini. Alam dan
manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang manusia
butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya. Alam
diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan
yang dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan
mengetahui tanda-tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar