A. Definisi Makkiyah Dan Madaniyah
Ada beberapa pendapat tentang definisi surah Makkiyah dan
Madaniyah ini, namun ada tiga pendapat yang masyhur yang akan dijadikan
rujukan. Pertama, surat Makkiyah adalah surah yang diturunkan di Mekkah
walaupun turunnya itu setelah hijrah. Sedangkan surat Madaniyah adalah surah
yang dirunkan di Madinah. Hanya saja, surah yang turun di daerah sekitar Mekkah
untuk selanjutnya dikategorikan sebagai surah Makkiyah, demikian juga dengan
daerah-daerah sekitar madinah, maka secara langsung menjadi surah Madaniyah.
Klasifikasi ini tentunya berdasar pada lokasi tempat surah tersebut diwahyukan,
meski tidak semua surah bisa digeneralisir dalam dua kelompok tadi. Seperti
contoh ayat berikut:
Az Zukhruf 45
وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَا
أَجَعَلْنَا مِن دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ -٤٥-
Artinya: Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul kami yang
Telah kami utus sebelum kamu: “Adakah kami menentukan tuhan-tuhan untuk
disembah selain Allah yang Maha Pemurah?”
Ayat ini turun di Baitul Maqdis pada malam isro’ dan mi’roj.
Maka kemudian dari sini bisa dipahami kalau pembatasan yang menggunakan
pendekatan area wahyu turun, maka ayat yang turun selain di Mekkah dan Madinah
tidak masuk dalam dua klasifikasi tersebut. [1]
Kedua,
ayat Makkiyah adalah yang mengkhitobi penduduk Mekkah, sementara ayat Madaniyah
mengkhitobi penduduk Madinah. Ayat-ayat yang dimulai dengan lafadz “Ya Ayyuha
Al-Naasu” adalah ayat Makkiyah, sebab kebanyakan penduduk Mekkah terdiri dari
kaum kafir, sehingga mereka dikhitobi dengan yang demikian. Sedangkan ayat yang
dimulai dengan lafadz”Ya Ayyuha Al-ladziina Aamanu” adalah ayat Madaniyah,
karena penduduk Madinah kebanyakan terdiri dari kaum beriman, walau penduduk
Madinah tidak semuanya beriman. Sebagian ulama menyamakan “Ya Bani Adam” dengan
“Ya Ayyuhan Naasu”.
Penggolongan yang kedua ini mempunyai beberapa kelemahan, di
antaranya adalah, bahwa tidak semua surah dalam Al-Qur’an dimulai dengan
lafadz“Ya Ayyuha Al-Naasu” atau juga lafadz”Ya Ayyuha Al-ladziina
Aamanu”, sebagaimana permulaan surah al-ahzab:
Al Ahzab ayat 1
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ
الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً -١-
Artinya: Hai nabi,
bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang
kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana,
B. Macam-Macam Surat Makkiyah dan Madaniah
Al Munaafiquun ayat 1
إِذَا جَاءكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ
اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ -١-
Artinya: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,
mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul
Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan
Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.
Selanjutnya, dalam penggolongan ini sebenarnya tidak berlaku
secara umum karena pada beberapa kejadian dapat ditemukan surah Madaniyah
menggunakan lafadz”Ya Ayyuhan Naasu”,contohnya adalah surah An-Nisa’. Surah ini
tergolong Madaniyah.
Maka, sebagian ulama berpendapat mengenai pengertian yang
kedua ini bila yang dimaksud surah Makkiyah adalah kebanyakan surah yang
diawali ataupun terdapat lafadz”Yaa Ayyuha An-Nasu”, sementara surah Madaniyah
adalah kebanyakan surah yang diawali atau terdapat lafadz”Yaa Ayyuha Al
Ladziina Amanu”. [2]
Ketiga,
pengertian surah Makkiyah Madaniyah dijelaskan berdasarkan hijrah rasul. Wahyu
yang turun sebelum hirah maka disebutlah golongan Makkiyah, sementara yang
turun selepas hijrah dinamakan Madaniyah. Landasan yang dipakai para ulama
dalam menjelaskan definisi ini adalah surah Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi…
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالْدَّمُ وَلَحْمُ
الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ
وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ
إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ
ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ
تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي
مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ -٣-
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya], dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini]
orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa] Karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Ayat ini merupakan wahyu yang turun di Arafah pada haji
wada’.
Dan An-Nisa ayat 58,yang berbunyi…..
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى
أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ إِنَّ
اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً -٥٨-
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara mallllDalam menghadapi tantangan-tantangan
kelompok Musyrikin, serta mendebat orang-orang Musyrikin dan menerangkan
kesalahan-kesalahan pendirian mereka.
Diantara tanda-tanda yang membedakan bagian Madaniy dan makkiy ialah :
1. Surat dan sebagian ayatnya panjang panjang serta menjelaskan hukum secara jelas dan menggunakan ushlub yang jelas pula.
2. Manjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan. Seperti permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
3. Mengkhitabi Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani dan mengajaknya masuk Islam, menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan Kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta perselisihannya setelah datang kebenaran.
4. Mengungkap langkah-langkah orang munafik.
Diantara tanda-tanda yang membedakan bagian Madaniy dan makkiy ialah :
1. Surat dan sebagian ayatnya panjang panjang serta menjelaskan hukum secara jelas dan menggunakan ushlub yang jelas pula.
2. Manjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan. Seperti permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidupan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara’.
3. Mengkhitabi Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani dan mengajaknya masuk Islam, menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan Kitab Allah dan menjauhi kebenaran serta perselisihannya setelah datang kebenaran.
4. Mengungkap langkah-langkah orang munafik.
D.
Manfaat Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah
Manfaat mengetahui perbedaan dari dua jenis surah tersebut
adalah, bisa membedakan mana yang nasikh dan mansukh. Apabila ada dua ayat atau
lebih yang membicarakan obyek yang sama, tetapi kandungan hukumnya berbeda,
maka bisa dipahami bila ayat Madaniyah menasikh ayat-ayat Makkiyah karena ayat
Madaniyah turun terakhir. Jadi ketetapan hukumnya lebih kuat ayat-ayat
Madaniyah.
Manfaat lain dari mengetahui surah Makkiyah dan Madaniyah
adalah mengetahui tarikh tasyri’ dan pentahapan dalam pentasyri’an hukum secara
umum. Bahwa pada mulanya Nabi membangun pondasi iman di dalam dakwahnya
yang pertama, yaitu di kota Mekkah serta sebelum hijrah. Hal tersebut bertujuan
supaya pondasi keagamaan nanti yang akan dibangun benar-benar kuat. Kemudian
setelah hijrah, maka tugas Nabi selanjutnya tidak sekedar masalah iman, tapi
juga membangun masyarakat Islam, menetapkan hukum-hukum syariat yang bisa jadi
belum terjelaskan secara detail sewaktu belum hijrah. [3]
E. Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah
Metode untuk sampai dengan tepat terhadap pemberian
identitas apakah ini surah Makkiyah atau Madaniyah, yang paling tepat dan
selamat dari segala fitnah adalah dengan naqlis simai(kutipan lisan),
yaitu suatu metode mengenali jenis surah yang disandarkan pada periwayatan dari
salah satu sahabat periode wahyu, dan mereka menyaksikan turunnya ayat, atau
dari para tabiin yang mendengar dari para sahabat sendiri.
Al Baqilani berkata, sebagaimana dikutip kembali oleh Fahd
bin Abdirrahman Arrumi:
Pengetahuan tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyah sungguh
mengacu pada hafalan para sahabat dan tabiin. Tidak berasal dari nabi sendiri,
meski berupa komentar. Sebab beliau tidak diperintahkan, dan allah belum
menjadikan hal tersebut suatu ilmu yang menjadi kewajiban umat. Maka kita
diwajibkan mengetahui hal tersebut untuk bisa melihat sejarah nasikh mansukh,
dan itu diketahui tanpa nash dari rasul. [4]
Di antara contahnya adalah surah Al Anfal 64.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ -٦٤-
Artinya: Hai nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu
dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.
Al Bazzar meriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ayat tersebut
diturunkan setelah Umar masuk Islam. Sehingga ayat ini diketahui sebagai ayat
Makkiyah.
Metode yang kedua adalah qiyas ijtihadi, yaitu suatu
upaya mengenali surah yang ada melalui karakteristik surah itu sendiri.
Karena tidak semua surah diketahui tempat turunnya, atau tidak semua surah ada
periwayatan dari para sahabat terkait di manakah letak turun ayat tersebut.
Pemahaman tentang kebudayaan masyarakat Mekkah dan Madinah serta penelitian
sejarah yang valid sangat mendukung proses qiyas ijtihadi ini. Hal itu
sangat beralasan mengingat pengetahuan akan budaya dan sejarah suatu masyarakat
mampu membantu peneliti atau ulama dalam mempermudah tugasnya. Sehingga dari
metode ini bisa didapat beberapa jalan untuk dapat mengenali apakah ini
termasuk surah Makkiyah, di antaranya adalah:
1.
Setiap surat yang di dalamnya terdapat lafadz kalla, maka ia
termasuk Makkiyah. Hikmah dari lafadz kalla adalah, lafadz ini ditujukan pada
penduduk Mekkah yang terkenal dengan sikap yang keras kepala, maka lafadz ini
bermaksud untuk mengingatkan penduduk Mekkah. Kalimah kalla disebut 33 kali
dalam 15 surah, semuanya dalam separo terakhir Al-Quran.
Berbeda dengan penduduk Madinah yang sifat dan tabiat mereka
tidak sekeras penduduk Makkah, maka gaya bahasa yang dipakai pun menjadi lain,
hal ini menunjukkan bila dalam upayanya merubah kondisi suatu kaum, agama Islam
juga memperhatikan aspek budaya suatu masyarakat supaya nilai-nilai agama
menjadi lebih mudah dicerna, karena tidak bertentangan dengan budaya mereka.
2.
Setiap surah yang terdapat ayat sajadah adalah surah Makkiyah.
Seperti Al-A’raf, Ar- Ra’d,
An-Nahl,Al-Isra’,Maryam, Al-Hajj,Al-Furqon, An-Naml, As-Sajdah, Al-Fushshilat,
An-Najm, Al-Insyiqaq, Al-Alaq.
3.
Menurut ijma’ ulama, setiap surah yang dimulai dengan huruf
hijaiyyah(tahajji) selain Al Baqarah dan Ali Imran adalah Makkiyah.
4.
Setiap surah yang di dalamnya terdapat kisah para nabi dan
rasul kecuali surah Al-Baqarah, karena Al Baqarah adalah surah Madaniyyah.
5.
Semua surah yang menceritakan Adam dan Iblis adalah surah
makkIyah, kecuali surah Al Baqarah.
6.
Setiap surah yang dimulai dengan ungkapan Ya Ayyuha An
Nasu,kecuali surah Al Hajj.
7.
Surah yang ayatnya pendek-pendek.
8.
Setiap surah yang dimulai dengan qosam, ada lima belas surah
yang dimulai dengan qosam, yaitu Ash-Shaffat, Az-Zariat,
Ath-Thur,An-Najm,Al-Mursalat, An-Naziat, Al-Buruj,Ath-Thariq,Al-Fajr,
As-Syams,Al-Lail,Adh-Dhuha, At-Tin, Al-Adiyat, Al-Ashr.
Sedangkan untuk bisa mengenali surah Madaniyah bisa dilihat
dari ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Surah yang menjelaskan faraidl dan hudud. Urwah bin
az-zubair berkata: ayat-ayat yang mengandung hukuman(had) atau
kewajiban(faridhoh), sesungguhnya turun di Madinah. Sedangkan Muhammad bin
As-Saib Al Kalbi berkata: setiap surah yang disebut di dalamnya had-had(hudud)
dan kewajiban-kewajiban(faraidh) adalah Madaniyah.
2.
Surat yang terdapat keterangan tentang Jihad.
3.
Setiap surah yang mengandung penuturan orang munafik,
kecuali surah Al Ankabut. Sebelas ayat yang pertama dari surah Al Ankabut
merupakan surah Makkiyah, tetapi setelah itu ayat Madaniyah. Makki bin Abu
Thalib Al-Qaisi berkata: setiap surah yang di dalamnya disebut(mengenai)
orang-orang munafik adalah Madaniyah. Yang lain menambahkan, kecuali pada surah
Al-Ankabut.
4.
Setiap surah yang terdapat lafadz Yaa Ayyuhalladziina Amanu.
Dari alqomah, dari Abdullah ibn masud: ya ayyuhalladziina
amanu diturunkan di Madinah, sedangkan yang memuat ya ayyuhannas turun di
Mekkah….Ibnu Athiyah, Ibnu Al-Faras dan kawan-kawan berkata mengenai kalimah
yaa ayyuhalladziina amanu adalah benar, sedangkan mengenai yaa ayyuhannas
kadang-kadang juga terdapat pada surah Madaniyah.[5]
F. Surah -surah makkiyah dan madaniyah
Surah-surah Makkiyah yang urutannya sesuai dengan turunnya
adalah sebagai berikut.
Al A’la, Al Qalam, Al Muzammil, Al Muddatstsir, Al Fatihah,
Al Lahab, At Takwir, Al A’la, Al Lail, Al Fajr, Adl Dhuha, Al Insyirah, Al
‘Ashr, Al ‘Adiyat, Al Kautsar, Al Kautsar, At Takatsur, Al Ma’un, Al Kafirun,
Al Fiil, Al Falaq, An Nas, Al Ikhlas, An Najm, ‘Abasa, Al Qodar, Asy Syamsu, Al
Buruj, At Tin, Al Quraisy, Al Qariah, Al Qiyamah, Al Humazah, Al Mursalat, Qaf,
Al Balad, Ath Thariq, Al Qamar, Shad, Al A’raf, Al Jin, Yasin, Al Furqon,
Father, Maryam, Thaha, Al Waqiah, Asy Syu’ara, An Naml, Al Qashash, Al Isra’
Yunus, Hud, Yusuf, Al Hijr, Al An’am, Ash Shaffat, Luqman, Saba, Az Zumar,
Ghafir, Fushshilat, As Syura, Az Zukhruf, Ad Dukhan, Al Jaatsiyah, Al Ahqaf,
Adz Dzariyat, Al Ghasyiyah, Al Kahf, An Nahl, Nuh, Ibrahim, Al Anbiya, Al
Mu’minun, As Sajdah, Ath Thur, Al Mulk, Al Haqqah, Al Ma’arij, An Naba, An
Nazi’at, Al Infithar, Al Insyiqaq, Ar Rum, Al Ankabut, Al Muthaffifin.
Menurut Al Khudary, ada lima lagi surah yang termasuk
Makkiyah, namun para ulama lain memasukkan surah tersebut ke dalam golongan
Madaniyah. Lima surah tersebut adalah:
Az Zalzalah, Ar Ra’d, Ar Rahman, Al Insan, Al Bayyinah.
Sementara surah-surah Madaniyah menurut tertib turunnya
adalah sebagai berikut:
·
Al Baqarah, Al Anfal, Ali Imron, Al Ahzab, Al Mumtahanah, An
Nisa, Al Hadid, Al Qital, Ath Thalaq, Al Hasyr, An Nur, Al Haj, Al Munafiqun,
Al Mujadalah, Al Hujurat, At Tahrim, At Taghabun, Ash Shaf, Al Jumu’ah, Al
Fath, Al Maidah, At Taubah, An Nashr. [6]
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Adzim,Muhammad,Manahil Urfan Fi Ulum Al Qur’an 1(Jakarta:Gaya media
Pratama,2002)
Baidan,Nasrudin,Ulumul
Qu’an,(Jakarta:Al Huda,2006)
Bey
Arifin, Ringkasan Cerita Dalam Al Qur’an(Jakarta:Bulan Bintang,1984)
Fadh
bin Abdurrahman,Ulumul Qur’an,pent.Amirul Hasan(Yogjakarta:Titian
Ilahi,1996)
Hasbi
Ashidiqie, pengantar ilmu Qur’an(Jakarta:Bulan Bintang,1994)
Hamid
Abu Zaid.Nasr,Tekstualitas Alqur’an-Kritik Terhadap Ulumul Qur’an(Yogjakarta:Lkis,2005)
Hakim,
Baqir, Ulumul Qur’an(Jakarta:Al Huda,2006)
Lewis
Bernard, Bangsa Arab Dalam Lintasan Sejarah,pent.Said
Jamzuri(Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,1994)
Nurkholis,
Pengantar Studi Qur’an(Yogjakarta:Teras,2008)
Syihab,M.Quraish,Metode
Penelitian Tafsir (Ujung Pandang:IAIN Alauddin,1984)
Syadali,Ahmad,Ulumul
Qur’an,(Bandung:Pustaka Setia,2000)
Zuhdi,
Masfuk, Pengantar Ulumul Qur’an(Surabaya:Bina Ilmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar